Sampah Organik – Pengertian, Jenis, Pengelolaan & Faedah
Masalah sampah tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia akan menciptakan sampah setiap harinya, baik jenis sampah organik maupun sampah anorganik.
Terutama di negara berkembang, yang sebagian besar masyarakatnya belum sadar akan ancaman sampah bagi kelestarian lingkungan.
Sampah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Keduanya memiliki perbedaan, baik dari sumber, pengaruh dan cara pengelolaan.
Pengertian Sampah Organik
Istilah sampah organik mungkin cukup sering didengar. Namun, masih banyak yang belum mengenali secara rinci apa yang dimaksud dengan jenis sampahh ini.
Sampah jenis organik ialah salah satu jenis sampah yang berasal dari molekul organik. Beberapa acuan jenis sampah alami, antara lain sampah masakan, berbagai macam tumbuhan, dan limbah dari binatang.
Sampah organik berasal dari bahan-materi yang mengalami dekomposisi, pelapukan atau penguraian secara alami. Selain melalui penguraian alami, penguraian sampah organik juga dapat dipercepat dengan pertolongan manusia melalui aneka macam cara.
Jenis dan Contoh Sampah Organik
Sampah organik mampu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organik basah dan organik kering. Masing-masing mempunyai abjad tersendiri, antara lain:
a. Sampah Organik Basah
Sampah jenis organik basah ialah sampah alami yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Sampah ini lebih cepat membusuk dan terurai secara alami dibandingkan dengan sampah organik kering. Pembusukan ini disebabkan oleh faktor kelembapan yang tinggi. Contohnya ialah sisa sayuran atau buah-buahan.
b. Sampah Organik Kering
Sampah organik kering merupakan sampah alami yang tidak banyak mengandung air. Contohnya ialah ranting pohon, dan daun-daun kering. Proses penguraian sampah jenis ini lebih lama dibanding sampah jenis organik berair.
Prinsip Pengolahan Sampah
Produksi sampah yang makin meningkat dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan sampah dengan cara pengolahan yang tepat.
Pengolahan sampah pada umumnya menggunakan 4 prinsip utama, antara lain:
a. Mengurangi (Reduce)
Prinsip pembuatan sampah yang pertama kali adalah meminimalisir jumlah sampah. Masyarakat diperlukan dapat meminimalkan volume sampah harian yang dihasilkan dari acara sehari-hari. Misalnya, mengubah gaya hidup menjadi zero waste lifestyle.
Meski tidak mudah, tetapi teladan pikir masyarakat harus diubah lewat kesadaran tentang efek negatif sampah. Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan, antara lain minum dengan sedotan, membawa kotak makan sendiri saat berbelanja masakan, menjinjing botol minum sendiri, dan masih banyak lagi.
b. Menggunakan Kembali (Reuse)
Prinsip selanjutnya ialah menggunakan kembali atau reuse. Prinsip ini menekankan terhadap pemanfaatan kembali sampah untuk keperluan sehari-hari. Misalnya, mempergunakan botol air bungkus sebagai pengganti pot flora, dan lainnya.
c. Mendaur Ulang (Recycle)
Daur ulang atau recycle merupakan salah satu prinsip pengelolaan sampah. Daur ulang dikerjakan untuk sampah-sampah yang dapat diubah menjadi barang-barang gres untuk kegiatan sehari-hari.
Misalnya, daur ulang sampah rumah tangga untuk mainan belum dewasa. Selain itu, sampah tekstil mirip kain perca juga dapat digunakan kembali menjadi tas, kawasan tissue, dan sebagainya. Selain menghemat sampah, kegiatan ini juga memiliki bagian ekonomi.
d. Mengganti (Replace)
Prinsip replace mampu juga dilaksanakan untuk mengolah sampah semoga mempunyai nilai guna yang lebih baik.
Keempat prinsip pengolahan sampah diatas mampu dilaksanakan untuk sampah organik maupun sampah anorganik. Ada banyak sekali cara dan teknologi yang berkembang untuk mempergunakan sampah. Misalnya, mengganti sampah organik menjadi kompos yang berfaedah untuk flora.
Pentingnya Mengelola Sampah
Diatas telah diterangkan mengenai 4 prinsip yang mampu dijalankan untuk mengolah sampah. Perlukah hal-hal di atas dijalankan? Apa pentingnya mengorganisir sampah?
Berikut ini beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa pengelolaan sampah semestinya dilaksanakan, antara lain:
- Tujuan utama pengolahan sampah yaitu untuk meminimalkan sumber daya alam. Sumber daya alam yang terus menerus dikuras untuk kehidupan sehari-hari dapat dihemat dengan mengolah limbah secara tepat guna.
- Pengolahan sampah yang sempurna guna mampu meminimalisir penggunaan energi. Dampak nyata yang dapat dirasakan yakni lingkungan yang menjadi lebih asri dan tenteram untuk ditinggali.
- Pengelolaan sampah yang baik dan benar akan memperlihatkan manfaat berupa pengurangan lahan untuk pembuangan final sampah. Selain itu, pengaruh negatif sampah terhadap lingkungan juga dapat dikurangi. Misalnya, wangi tidak sedap serta banyaknya lalat disekitar kawasan pembuangan sampah.
- Jika sampah tidak diatasi dengan baik, akan timbul problem kesehatan di penduduk . Beberapa penyakit akan meningkat dengan segera karena lingkungan yang kotor, seperti penyakit pencernaan, infeksi, dan sebagainya.
- Sampah yang menumpuk dan tidak diolah akan menyebabkan wangi tidak sedap dan mengusik pernapasan masyarakat di sekitarnya.
- Sampah yang ada disuatu kawasan akan mencerminkan identitas sebuah komunitas dan budaya penduduk sekitar.
Manfaat Sampah Organik
Sampah tidak hanya memperlihatkan efek jelek terhadap lingkungan. Misalnya sampah organik, sampah ini mempunyai peranan penting untuk kesuburan.
Seperti yang sudah disampaikan, sampah alami ini berasal dari materi organik yang mampu terurai, maka keberadaan sampah ini cenderung ramah kepada lingkungan.
Manfaat ini mampu diperoleh jikalau dikelola dengan tepat. Berikut ialah beberapa faedah dari sampah organik:
1. Menjadi Pupuk Kompos
Salah satu faedah sampah organik yang telah diketahui adalah dapat diolah menjadi kompos. Pupuk kompos ialah pupuk alami untuk tumbuhan.
Meski faedah ini telah dikenali secara luas, nyatanya tidak banyak orang yang memanfaatkan sampah alami ini untuk pupuk kompos. Padahal pengolahan sampah organik menjadi kompos bukanlah hal susah, cuma saja tahapannya memang harus benar.
2. Dapat Diolah Menjadi Pakan Ternak
Tidak hanya dimanfaatkan untuk pupuk kompos, sampah yang berasal dari bahan-materi organis ini ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk tambahan pakan ternak.
Biasanya hal ini diterapkan di pedesaan, para pemilik hewan ternak mencari rumput untuk menyanggupi kebutuhan pakan ternak mereka. Selain itu, sisa-sisa makanan juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan unggas, ikan, dan lainnya.
3. Pembuatan Kerajinan Tangan
Banyak yang menduga jika pemanfaatan sampah untuk kerajinan tangan atau souvenir hanya mampu dilakukan dari sumber sampah anorganik, misalnya plastik. Padahal, sampah organik juga mampu dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi.
Misalnya batok kelapa yang dimasak menjadi banyak sekali kerajinan tangan. Tidak hanya itu, sampah kerang-kerangan di pantai juga mampu dimanfaatkan untuk souvenir. Sisa kayu yang telah tidak terpakai juga mampu dimasak menjadi berbagai alat atau benda yang bermanfaat.
4. Biogas
Manfaat lain dari sampah organik ialah dapat dimanfaatkan menjadi biogas. Sampah dari kotoran binatang, limbah tahu, atau limbah tempe bisa dimanfaatkan untuk membuat biogas sebab menciptakan gas metana.
Biogas mampu dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dengan pembuatan yang benar, misalnya mengolah masakan dengan kompor berbahan bakar biogas.
Pembuatan Kompos
Sampah organik mampu diolah menjadi pupuk kompos dalam kecil-kecilan maupun besar. Pembuatan kompos mampu dilakukan secara perseorangan maupun kalangan.
Bahan-materi yang diperlukan untuk menciptakan kompos, antara lain:
- Sampah organik (kotoran kambing, dedaunan, sisa sayuran, jerami, rumput, dan sebagainya)
- Bakteri EM4
- Larutan gula
- Wadah penampungan
Selanjutnya, mampu diteruskan dengan tindakan pengerjaan kompos selaku berikut:
- Siapkan sampah organik, kemudian potong kecil-kecil atau cacah apalagi dulu. Tujuannya yakni supaya sampah lebih cepat mengalami proses penguraian. Kita mampu memakai mesin pencacah untuk mengolah sampah dalam skala besar.
- Campurkan bahan-bahan sampah organik yang sudah diiris kecil-kecil dengan kotoran kambing, dengan komposisi 3:1.
- Buat larutan gula dengan cara mencampurkan air dan gula sebanyak kurang lebih 100 ml atau tergantung jumlah sampah organik yang mau dijadikan kompos.
- Siapkan basil EM4 dengan jumlah yang diadaptasi dengan jumlah volume sampah organik.
- Semua bahan lalu dicampur dan dicampur-aduk hingga tercampur merata. Pengadukan materi-materi ini mampu dijalankan manual atau menggunakan pertolongan mesin bila sampah yang dimasak cukup banyak. Jika adonan materi ini dirasa kurang lembap, maka penambahan air mampu dijalankan.
- Setelah semua tercampur, bahan-materi tersebut dipindahkan ke wadah penampungan. Kemudian ditutup rapat agar pembusukan optimal.
- Proses pembusukan atau pengomposan umumnya berlangsung selama 2 hingga 3 bulan. Proses pengomposan dibilang sukses jika suhu wadah penampungan menjadi panas.
- Setelah 2 minggu, wadah dibuka untuk diaduk kembali. Kemudian setelah diaduk, tutup kembali wadah hingga proses pengomposan tamat dilaksanakan.
Itulah beberapa bahan dan langkah yang bisa dilaksanakan untuk menciptakan kompos dari materi sampah berjenis organik. Proses tersebut bekerjsama cukup mudah, hanya saja memang belum banyak yang memanfaatkannya.
Pembuatan Pakan Ternak
Salah satu manfaat sampah organik yang sudah dijelaskan ialah mampu dimasak menjadi pakan ternak. Proses pengerjaan pakan ternak dari sampah alami ini juga melewati beberapa tahapan, di antaranya:
1. Pemisahan
Proses pemisahan sampah dikerjakan dengan memilah bahan-bahan sampah. Proses ini dijalankan di tingkat produsen sampah, entah itu dari sampah rumah tangga, sampah dari pasar, atau sampah dari instansi tertentu.
Salah satu limbah organik yang cukup gampang didapatkan yaitu limbah dari pasar. Di pasar banyak sekali sampah organik dari sayuran dan bahan masakan lainnya.
2. Pencacahan
Pencacahan ialah proses pemotongan sampah menjadi serpihan yang lebih kecil. Proses ini dibutuhkan untuk mempermudah pengerjaan pakan ternak. Proses pencacahan bisa dijalankan dengan mesin pencacah agar lebih singkat dan efisien.
3. Fermentasi
Proses berikutnya ialah fermentasi. Proses ini bermaksud untuk mengembangkan kandungan gizi dari pakan ternak. Selain itu, proses fermentasi juga dilaksanakan untuk memajukan nilai cerna sampah.
Melalui proses ini, makanan ternak akan mempunyai nilai gizi bagi binatang ternak. Fermentasi dijalankan dengan menggunakan pemberian salah satu jenis basil fermentasi, ialah bakteri inokulan.
4. Pengeringan dan Penepungan
Setelah proses fermentasi simpulan, sampah organik yang sudah diproses lalu dikeringkan. Pengeringan mampu menggunakan cara tradisional, seperti penjemuran dibawah terik matahari. Setelah kering, materi tersebut lalu digiling sampai menjadi tepung (penepungan).
5. Pencampuran
Proses selanjutnya yaitu mencampurkan tepung dengan beberapa bahan aksesori lainnya. Pencampuran ini dilakukan dengan mesin pencampur. Tujuannya yakni untuk memperkaya kandungan dalam pakan ternak, sehingga betul-betul memenuhi keperluan gizi ternak.
6. Pembuatan Pelet
Proses ini yaitu proses terakhir. Pakan ternak yang sudah jadi akan dibuat menjadi pelet. Pelet mampu disimpan hingga 6 bulan lamanya.
Produksi Biogas
Tidak hanya sebagai pakan ternak dan juga pupuk kompos, pengelolaan sampah organik juga mampu menjadi energi alternatif, yaitu biogas. Biogas mempunyai kemampuan menjadi pengganti materi bakar gas dalam kecil-kecilan.
Selain itu, biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik pada skala yang besar. Bahan-bahan yang diperlukan untuk menciptakan biogas, antara lain:
- Galon
- Pisau
- Selang plastik diameter 1 cm panjang 1 m
- Pipa logam diameter 1 cm panjang 10 cm & 20 cm
- Air
- Sampah organik
Setelah alat dan materi terkumpul, dapat dilanjutkan dengan proses sebagai berikut:
- Masukkan sampah ke dalam galon hingga setengahnya. Kemudian isi galon dengan air secukupnya. Langkah berikutnya yaitu menutup galon dengan rapat.
- Simpan sampah tersebut selama kurang lebih 1 ahad. Selama 1 minggu tersebut, sampah organik akan mengalami proses pembusukan secara alami.
- Lubangi tutup galon dengan pisau untuk memasukkan pipa logam. Dalam proses ini, jangan membuka tutup galon. Hanya lubangi dengan pisau saja.
- Masukkan pipa logam 10 cm ke dalam lubang yang terbentuk dari proses ketiga di atas. Kemudian sambungkan pipa logam tersebut dengan selang plastik.
- Di bab ujung selang plastik, sambungkan dengan pipa logam 20 cm. Di ujung pipa logam 20 cm inilah korek api mampu dinyalakan. Jika sukses, maka biogas akan menjadi materi bakar dan membuat api menyala.
Demikianlah beberapa klarifikasi perihal sampah organik dan juga pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan sampah yang bagus bisa menjadi salah satu penyelesaian lingkungan untuk menciptakan energi alternatif dan juga meminimalisir dampak negatif dari penumpukan sampah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada penduduk supaya lebih sadar dengan lingkungan dan kesempatanpengolahan sampah di sekitarnya.
Comments
Post a Comment